Ponpes Al-Fatah Lampung Adakan Haflah ke-27

Al-Muhajirun, Lampung Selatan – Ponpes Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Lampung menggelar Haflah Tasyakur (perpisahan) angkatan ke-27 Madrasah Aliyah (MA) di Masjid An-Nubuwwah, Al-Muhajirun, Lamsel, Selasa (6/4).

Pembina Jaringan Ponpes Al-Fatah se-Indonesia, Imaam Yakhsyallah Mansur, mengatakan, sekarang para Ahlus Shuffah sudah memiliki Ijazah, maka lanjutkan pendidikan bahkan kalau bisa hingga jenjang Doktor dan Profesor.

“Pemerintah Republik Indonesia (RI) mencanangkan wajib belajar 9 tahun, maka saya di Jama’ah Muslimin canangkan wajib setidaknya sampai S1. Jangan kemudian setelah dapat Ijazah terus ijab sah, jangan seperti itu, lanjutkan, tidak masalah lanjut ijab sah kalau mampu,” katanya.

Mudirus Shuffah, Muflihudin, Lc., juga berharap kepada lulusan angkatan ke-27 tersebut bisa terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Sementara, Rois MA, Amin Najib, S.Pd.I., memaparkan, angkatan Al-Fatah ke-27 tersebut keseluruhan berjumlah 142, dengan rincian 110 santri regular dan 32 santri Lembaga Tahfidz Al-Fatah (LTA) yang di dalamnya termasuk telah menyelesaikan hafalan 30 Juz Al-Qur’an.

“Alhamdulillah di angkatan ke-27 ini banyak menorehkan prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik. Dari 142 santri sudah ada yang hafidz 30 Juz dan ada yang sudah diterima di Perguruan Tinggi Negeri, Alhamdulillah,” tuturnya.

Sementara itu, Camat Kecamatan Natar, Eko Irawan, S.STP., MM., menghimbau kepada lulusan-lulusan Al-Fatah untuk tetap menerapkan kebiasaan kehidupan disiplinnya, baik di kampung halaman atau di lingkungan sekitar.

Raih Kesuksesan Dunia Akhirat Dengan Ridho Orangtua

Imaamul Muslim dalam nasihatnya mendorong para alumni agar setelah lulus dari Al Fatah dapat meraih kesuksesan dunia dan akhirat.

Di kala seorang anak berbakti kepada kedua orangtua, di situlah kesuksesan mudah diraihnya, karena kesuksesan itu ada di tangan Allah dan keridhaan kedua orangtua.

Ia mengungkapkan, dalam “Kitab Ta’limul Muta’allim” disebutkan bagaimana penderitaan orang tua jika seorang anak tidak berbakti kepada mereka.

“Saya sebelum berangkat ke sini, lihat berita di TV ada anak membunuh orangtuanya, gara-gara dibangunkan saat sedang tidur siang. Nah ini kondisi sekarang, sangat mengkhawatirkan,” ujarnya.

Imaam menyatakan, dalam sebuah riwayat, ada seorang sahabat bertanya kepada Rasul, “Ya Rasulullah, kepada siapa saya harus berbakti? Rasul menjawab Ibu, kemudian orang itu terkejut, kenapa? Karena pada masa jahiliyah itu bapaklah yang harus didahului karena yang paling ditakuti dari pada Ibu.

“Kemudian orang itu bertanya lagi hingga tiga kali tetap saja Rasul menjawab ‘Ibu’, untungnya orang tersebut bertanya lagi, barulah Rasul menjawab ‘Bapak’, kalau orang itu tidak bertanya lagi, tidak akan ada berbakti kepada bapak,” tuturnya.

Jadi, lanjut Imaam, kalau ada dua perintah yang sama-sama baik, dahulukan Ibu, memang begitulah syariatnya, bapak-bapak harus sabar dan menerima.

“Ibu harus tiga kali lipat diberikan kebaktian dari pada ayah, karena ada tiga hal pokok yang hanya bisa dilakukan oleh Ibu, pertama mengandung, kedua melahirkan dan ketiga menyusui. Bapak-bapak tidak mungkin bisa sehebat itu,” ungkapnya.

“Maka tambah lagi doanya untuk kedua orang tua, jangan hanya ‘Allahummaghfirli Waliwalidayya’, tapi tambah dengan doa yang terdapat dalam surah Al-Ahqaf ayat 15,” lanjutnya.

Maka, semua langkah yang akan diambil harus diridhai Allah dan juga orang tua, “Misal yang muslimat mau cari jodoh, kalau orangtua setuju Alhamdulillah, kalau tidak setuju ya jangan maksa,” katanya.

Hadir pada Haflah Tasyakur tersebut, Amir Majelis Tarbiyah Pusat, Agus Priyono, Pembina Ponpes Al-Fatah se-Lampung, Abdullah Mutholib, S.Pd.I., seluruh staf Akademik Ponpes Al-Fatah Lampung, dan Staff Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Al-Fatah Lampung.

Mi’raj News Agency (MINA).

Mungkin Anda juga menyukai