Shaum Dan Pengendalian Diri Perspektif Abraham Maslow

Bogor-Mengendalikan segala kebutuhan mendasar manusia atau Fhysiological Needs dapat terlaksanan dengan shaum di bulan Ramadhan.

“Physiological Needs Abraham Maslow ini dapat dikendalikan dengan shaum”, kata Imam Yakhsyallah pada acara Ta’lim Keluarga Maktab Aam di Cileungsi, Bogor, 29/4.

Beliau menambahkan, dengan terkendalinya kebutuhan utama manusia yaitu makan pada Hirarki Kebutuhan Maslow tersebut, empat kebutuhan lainnya seperti Safety Needs, Social Needs, Esteem Needs dan Self-actualization akan mudah dikendalikan.

Menurutnya, mudah dikendalikan karena kebutuhan utama terbesar manusia adalah makan, sehingga tidak akan melangkah kepada kebutuhan lainnya sebelum keinginan makan ini terpenuhi. Dan shaum adalah wahana latihan manusia untuk mengendalikan makan dan melatih kepekaan sosial para shoimin kepada fakir miskin.

Inilah pentingnya Allah mensyariatkan puasa melalui Al Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183, jika kita mampu memenej kebutuhan mendasar ini, maka kita akan mudah memenej kebutuhan yang lain, jelas Imaam.

Ia mengutip sebuah hadis dari Bukhari, Aisyah pernah berkata, awal pertama cobaan yang menimpa manusia setelah Rasul wafat adalah cobaan masalah penyakit, karena ketika satu kaum perutnya kenyang maka badannya akan menjadi besar, jika badannya besar maka akan menyebabkan hati menjadi lemah, dan ketika hati lemah maka syahwat menjadi kuat..

Disini pentingnya mengendalikan makan, menurut Imaam dengan puasa kita dilatih untuk terbiasa menahan makan, sehingga ketika kita di coba dengan kelaparan, kita sudah terbiasa lapar dan akan tetap bersabar.

Inilah tujuan dari shaum, yaitu agar pelakunya menjadi orang-orang yang bertaqwa, mengapa shaum menjadikan pelakunya bertaqwa, Imaam mengatakan, sebagaimana ulama mendefinisikan karena esensi antara shaum dan taqwa adalah sama, yaitu pengendalian diri,
shaum dan taqwa adalah upaya mengendalikan diri pelakunya, terutamanya masalah makan. (NA)

 

 

Mungkin Anda juga menyukai