Penyebab Datangnya Azab Allah SWT
Oleh: Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Marilah senantiasa kita pelihara dan tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sehingga mencapai derajat taqwa yang sebenar-benarnya, dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Kemudian marilah pada kesempatan khutbah ini kita renungkan Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala di dalam Al Quran surat Al An’am ayat 65, yang berbunyi;
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
“Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)”.
Pada ayat ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa Dia, Allah dapat saja mendatangkan bencana atau azab duniawi kepada umat manusia dan juga kepada kaum muslimin. Baik yang datangnya dari atas atau dari bawah kaki mereka atau azab berupa perpecahan dan benci membenci di antara mereka.
Azab didefinisikan oleh ulama sebagai siksaan yang menimpa manusia sebagai akibat dari pelanggaran atau kemaksiatan yang pernah atau sedang dilakukan terhadap larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Pada ayat tadi disebut adanya tiga macam azab yang Allah turunkan;
Pertama, azab dari atas, misalnya turun hujan lebat terus-menerus yang mengakibatkan banjir, angin topan yang merusak segala sesuatu yang dilalui, hama dan virus penyakit yang beterbangan di udara membawa epidemi dan sebagainya.
Kedua, Azab dari bawah, misalnya gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, merajalelanya kejahatan, seringnya kecelakaan, harga-harga yang membumbung tinggi sehingga melemahkan daya beli dan sebagainya.
Ketiga, azab berupa perpecahan umat, misalnya karena pertarungan politik atau perebutan kekuasaan sehingga menimbulkan benci-membenci, yang menang menindas yang kalah dan yang kalah terus berusaha menjatuhkan yang menang sehingga kadang-kadang menimbulkan peperangan.
Inilah berbagai macam azab yang diancamkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada manusia yang melanggar tuntunan-Nya.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Azab datang karena karena kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, hal ini sesuai firman Allah:
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا
“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.” (QS. An-Nisaa’ [4] ayat 79)
Jadi, tidak mungkin Allah memberikan yang buruk, semua yang datang dari Allah asalnya baik. Apabila manusia ditimpa keburukan, maka itu disebabkan karena manusia itu sendiri. Oleh karena itu jangan menimpakan kesalahan kepada orang lain apabila terjadi keburukan, tetapi selidikilah kekurangan yang ada pada diri sendiri.
Pada ayat lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura [42] ayat 30)
Ayat ini juga memberi peringatan bahwa apabila suatu malapetaka atau bencana datang janganlah menyalahkan orang lain, jangan menyalahkan takdir, apalagi menyalahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Padahal malapetaka yang menimpa itu adalah akibat kesalahan diri sendiri karena maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Apa saja kemaksiatan yang mendatangkan azab itu, dalam syariat agama Islam disebutkan berbagai hal yang menyebabkan datangnya azab.
Pertama, karena mendustakan ayat-ayat Allah
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf : 96)
Kedua, karena menyekutukan Allah
Allah Ta’ala berfirman:
تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا. أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَٰنِ وَلَدًا. وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَٰنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا.
“Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak”. (QS. Maryam: 90-92)
Ketiga, karena menyalahi perintah atau tuntunan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.
Beliau bersabda:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur: 63)
Keempat, Karena hilang persaudaraan atau ukhuwah diantara umat Islam
Allah Ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
“Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al anfal: 73)
Seluruh ahli tafsir sepakat, bahwa yang diperintahkan dalam ayat itu adalah keharusan adanya persaudaraan, ukhuwah yang teguh diantara Umat Islam dan kesatuan mereka dalam kehidupan berjamaah.
Karena perpecahan umat sangat dilarang syariat dan perpecahan akan mengakibatkan datangnya bahaya. Di antara bahaya perpecahan antara lain dapat menghilangkan kekuatan seperti yang disebutkan dalam surat Al-Anfal ayat ke 46.
وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Perpecahan dilarang Allah, maka yang diperintahkan adalah ber-jamaah (bersatu).
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah seraya berjamaah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imron : 103).
Berjamaah artinya orang yang mengikuti Nabi shalallahu alaihi wasalam dan para shahabatnya. Sebagaimana pengertian Al Jamaah dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam:
مَا اَنَا عَلَيْهِ وَاَصْحَابِي
“(Al –Jama’ah) ialah apa saja yang saya ada di atasnya dan para sahabatku” (HR.Tirmidzi)
Jika perpecahan akan mengakibatkan bahaya, sebaliknya berjamaah atau bersatu akan membawa kebaikan.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
(رواه احمد). .اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ
“Al-Jama’ah itu adalah rahmat dan perpecahan (perselisihan) adalah adzab”. (HR. Ahmad)
Di antara hikmah hidup berjamaah yang utama adalah dapat hidup mengikuti Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para shahabatnya. Kedua, dapat merealisasikan ibadah yang sangat penting. Ketiga, berjamaah akan dapat mewujudkan Kasih sayang dan persaudaraan.
Hidup berjamaah akan dapat terwujud kasih sayang dan persaudaraan antara umat Islam sebagaimana yang dirasakan oleh para sahabat dari suku Aus dan Khazraj. Pada masa Jahiliyah kedua suku itu selalu bermusuh-musuhan bahkan sering terjadi peperangan di antara mereka. Tetapi setelah masuk Islam jadilah mereka bersaudara dan saling menyayangi.
Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Kemudaian kemaksiatan lain yang menyebabkan datangnya azab, disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam sebuah hadis panjang yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, diterjemahkan secara bebas sebagai berikut;
Pertama; Harta beredar di antara orang-orang tertentu saja.
Kedua, amanah sudah menjadi sumber keuntungan
Ketiga, zakat telah di hutang
Keempat, orang belajar bukan karena agama
Kelima, suami sudah tunduk patuh kepada istri
Keenam, anak durhaka kepada ibunya, menjauhkan diri dari bapaknya dan lebih dekat kepada temannya.
Ketujuh, suara-suara yang tidak senonoh sudah ditinggikan di masjid-masjid
Kedelapan, orang hina jadi tokoh bangsa
Kesembilan, orang dimuliakan atau ditakuti karena kejahatannya
Kesepuluh, orang fasik telah menjadi pemimpin dimana-mana
Kesebelas, biduanita dan music telah merata
Keduabelas, khomer diminum disetiap tempat
Ketigabelas, generasi akhir atau generasi sekarang ini telah melaknat para sahabat.
Maka ketika semuanya itu terjadi, tunggulah angin panas yang menghembus, gempa bumi, tanah longsor dan hujan batu. (HR. Tirmidzi)
Inilah beberapa kemaksiatan yang akan mendatangkan bencana, oleh karena itu apabila kita ingin selamat dari bencana-bencana yang sekarang sedang merata di muka bumi ini maka jalan yang harus dilakukan adalah menghindari bahkan menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan yang sebagiannya disebutkan di atas.
Mudah-mudahan kita mampu menghindarinya, amin ya rabbal alamin.(NA)
Baraqallahulaka
(Khutbah Jum’at disampaikan oleh Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur di Masjid At-Taqwa Cileungsi, 2021)